Tugas Mata Kuliah (MK) Arsitektur Pohon Pertemuan VI
Dosen : Atus Syahbudin
Model arsitektur pohon Scarrone dibedakan dengan model arsitektur yang lain dikarenakan memiliki ciri khusus yaitu berupa meristem terminal yang tumbuh ortotropik secara ritmik, batang monopodial, pertumbuhan batang yang tidak terbatas (unlimited) pembentukan cabang tidak simpodial yang merupakan dampak dari letak bunga yang terminalis (Wiyono,2009).Beberapa jenis pohon yang termasuk ke dalam model ini diantaranya Mangga (Magifera indica), Pandan (Pandanus pulcher), Jambu mete (Anacardium occidentale), Kedondong (Spondias pinnata), Johar (Cassia siamea), Langar (Peltophorum pterocarpum), Waru (Hibiscus tiliaceus), Pongang (Schefflera sp), Huru lunglum (Litsea noronhae), Rasamala (Altingia excelsa) dan masih banyak lagi.
Gambar 1. Sketsa model arsitektur Scarrone
Sumber gambar : Tropical Trees and Forest,1978
Model Scarrone memiliki banyak fungsi terutama pada ekosistem hutan. Salah satu fungsinya yaitu dapat menjadi tempat beraktivitas dari Owa Jawa. Di dalam tulisan ini maka akan sampaikan hasil ringkasan dari beberapa penelitian berkaitan dengan hubungan model arsitektur Scarrone dengan aktivitas Owa Jawa.
Penelitian yang diangkat dalam tulisan ini berasal dari hasil skripsi milik Hadi Surono dan Alamanda Sardjito Putri yang berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian keduanya berhubungan dengan pentingnya arsitektur pohon khususnya model Scarrone terhadap kehidupan Owa Jawa. Tempat penelitian yang digunakan di dalam penelitian keduanya berada di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak ,Provinsi Jawa Barat.
Metode pengamatan yang digunakan keduanya, pertama-tama membagi tajuk pohon menjadi ke dalam sembilan kategori (Gambar 2). Pembagian tajuk pohon tersebut berfungsi untuk memudahkan pengamatan terutama kecenderungan aktivitas Owa Jawa di atas pohon. Jenis-jenis pohon yang diamati untuk aktivitas Owa Jawa khususnya yang memiliki model arsitektur Scarrone yaitu Pongang (Scheffllera sp), Huru lunglum (Litsea noronhae), Rasamala (Altingia excelsa),dan Ki sampang (Evodia latifolia).
Gambar 2. Pembagian tajuk pohon menjadi sembilan kategori
Sumber : Surono,2012
Hasil yang didapatkan menurut Putri (2009) bahwa model arsitektur Scarrone paling banyak disukai oleh Owa Jawa betina dewasa untuk bersuara. Aktivitas bersuara yang dimaksud yakni Female Song Bout (FSB), Harassing Call Bout (HCB), dan Border Call Bout (BCCB). Aktivitas bersuara tersebut paling lama dilakukan pada posisi AI dan AII. Aktivitas bersuara Owa Jawa paling dominan dilakukan oleh Owa Jawa dikarenakan aktivitas tersebut berfungsi secara sosial untuk mengkomunikasikan hal-hal tertentu di dalam populasinya. Model Scarrone merupakan model yang cocok dan nyaman bagi Owa Jawa untuk aktivitas suara, hal ini dibuktikan oleh Putri (2009) bahwa hampir sekitar 44,6 menit Owa Jawa menghabiskan waktunya untuk aktivitas bersuara. Anak Owa Jawa jantan, remaja Owa Jawa betina,dan Owa Jawa dewasa jantan juga menyukai model Scarrone untuk melakukan aktivitas makan, setelah model Attims (Surono,2012).
Model arsitektur Scarrone sangat penting adanya bagi kelangsungan hidup bagi Owa Jawa. Upaya pengayaan jenis tanaman hutan bagi daerah-daerah yang menjadi habitat Owa Jawa perlu dilakukan, khususnya jenis tanaman hutan yang memiliki model arsitektur Scarrone. Apalagi Owa Jawa adalah satwa endemik Pulau Jawa yang keberadaannya terancam punah/ endangered species (IUCN,2016).Sehingga keberadaan Owa Jawa harus di pertahankan dengan menciptakan habitat yang nyaman bagi Owa Jawa untuk beraktivitas, bereproduksi, dan survival, salah satunya mengintroduksi jenis-jenis yang memiliki model arsitektur Scarrone.
Daftar Pustaka
Halle, F., R.A.A. Oldeman., and P.B. Tomlinson.1978.Tropical Trees and Forests : An Architectural Analysis. Springer-Verlag.Berlin Heidelberg, New York.
Wiyono.2009.Diktat Kuliah Arsitektur Pohon. Laboratorium Dendrologi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
menarik untuk dibaca